Nekat Berbuah Nikmat

 Resume Kelima belas

Materi         : Guru Menulis dan Menerbitkan Buku

Narasumber     : Ibu Jamila Baderan

Moderator : Ibu Aam Nurhasanah

Peresume : Endartiningtyas Sulistiyo


Baru Menekuni

Ibu Jamila termasuk orang yang juga baru menekuni bidang menulis. Sewaktu SD  pernah punya hobi menggambar dan bercita-cita menjadi seorang komikus. Namun, entah mengapa cita-cita tersebut terbang entah kemana.

Suatu hari ibu kelahiran Sidodadi, 14 Juni 1978 ini terusik dengan postingan beberapa teman di FB. Diantaranya pak Alphian  dan bu Tere. Mereka rajin sekali posting cerita/artikel setiap hari. Bu Jamila berpikir, kok mereka mudah sekali mendapatkan ide dan menuangkannya dalam sebuah tulisan. Beliau juga ingin seperti itu. Rasa penasaran yang semakin memuncak tersebut kemudian menuntun sulung dari tiga bersaudara ini untuk banyak bertanya.

Walhasil, gayung bersambut. Selang beberapa hari kemudian Bu Jamila mendapatkan postingan untuk bergabung di WA Grup Menulis Angkatan 5. Inilah awal beliau bertemu dengan Om Jay sang Inspirator. Melalui para narasumber hebat yang dihadirkan Om Jay di setiap Webinar, beliau banyak mendapatkan pengetahuan serta sharing pengalaman, diantaranya dari Pak Dedi Dwitagama, Paman Apiq, Prof. Eko Indrajit, dan narasumber hebat lainnya.

Menakhlukkan Tantangan Tergila

Menulis itu adalah pilihan. Bagi Bu Jamila pribadi, menulis adalah sebuah tantangan. Pada awal bergabung di grup menulis, beliau  merasa begitu berat dan tak sanggup. Bukan karena tidak punya ide, tapi bingung harus mulai menulis dari mana. Untungnya Om Jay paling jago memberi tantangan menulis. Beliau juga paling mengerti karakter peserta dan selalu mampu memberi motivasi. 

Pada hari Selasa, tepatnya tanggal 14 April 2020 Om Jay menghadirkan Prof. Eko Indrajit sebagai narasumber. Putri pasangan Bapak H. Abdul Razak K.Baderan (alm.) dan Ibu Hj. Anice Y.Sulingo ini sangat kagum dengan sosok profesor yang satu ini. Selain cerdas, terkenal, dan super ramah,  bagi bu Jamila pribadi beliau adalah satu- satunya profesor yang memberi tantangan tergila. Sebab peserta diberi tantangan menulis buku hanya dalam SEMINGGU dengan cara memilih salah satu tema yang ada di Ekoji Channel. Bu Jamila dan kawan-kawan  juga hanya diberi waktu semalam untuk mengambil keputusan. Besoknya sudah harus menyetor judul dan daftar isi (outline). Bisa dibayangkan bukan bagaimana reaksi para peserta waktu itu?

Terima? Tolak?  Kalau diterima, nanti bagaimana, ditolak juga sayang. Ibarat orang mabuk asmara, selama 2 hari sarjana lulusan Universitas Negeri Gorontalo ini tak bisa tidur dan makan enak. Akhirnya sampailah beliau pada kata NEKAT. Pada hari Jumat, 17 April 2020 dengan harap-harap cemas karena sudah telat dari dateline yang diberikan, beliau mencoba mengirim wa dan menyatakan kesanggupan beliau menerima tantangan Prof. Eko. Alhamdulillah beliau diberi kesempatan dan harus langsung menyerahkan bab 1 pada hari Sabtu.. 

Konsekuensi dari NEKAT, Magister jurusan Pendidikan Dasar dari Universitas Gorontalo ini harus jatuh bangun berjuang "menaklukkan tantangan". Kalimat ini kemudian  diabadikan dalam salah satu judul bab buku "Design Thinking Membangun Generasi Emas dengan Konsep merdeka Belajar"

Nekat Berbuah Manis

Konsisten dan fokus, kunci menuju sukses. Semua memang berawal dari kata "Nekat". Namun modal nekat tanpa konsistensi adalah nol besar. Bu Jamila sudah membuktikannya. Bukan hanya dalam menerima tantangan menulis, tapi dalam pembelajaran dan keseharian hal inipun beliau terapkan. Buku Design Thinking adalah salah satu bukti bahwa resiko terbaik dari sebuah kenekatan adalah penerimaan dan pengakuan.

Bagi beliau, menulis harus didasari oleh 3 hal, yaitu : niat,  tekad, dan nekat. Ketiga hal ini berkaitan erat dan saking melengkapi. Niat merupakan tujuan yang ingin dicapai. Pencapaian yang maksimal membutuhkan tekad (keinginan yang kuat).  Dan untuk mewujudkan tekad tersebut kita harus nekat dalam arti memiliki keberanian. Tiga hal dimaksud juga sangat diperlukan dalam upaya  meningkatkan keterampilan abad 21 peserta didik. Guru selaku agen perubahan harus mampu bersikap profesional, baik dalam kapasitasnya sebagai tenaga pendidik, anggota keluarga, maupun sebagai anggota masyarakat. Secara mendalam, upaya tersebut dikupas tuntas dalam buku karya bersama Prof.Eko Indrajid.

Trik Menyelesaikan Buku

Mewujudkan sebuah karya dalam waktu singkat tentu bukanlah hal yang mudah. Apalagi bagi seorang penulis pemula. Tentunya banyak kendala yang  dihadapi. Namun berkat niat, tekad dan nekat, Alhamdulillaah karya tersebut termasuk sebagai salah satu karya yang lolos mulus di penerbit Mayor. Hal ini tentunya juga tidak terlepas dari bimbingan Prof. Eko yang sudah mendampingi peserta dari awal, proses editing, hingga menghubungkan peserta dengan penerbit mayor. Menulis buku di penerbit mayor juga salah satu impian beliau dan teman-teman beliau.

Trik menulis buku dalam seminggu yang dilakukan oleh Bu Jamila cukup simpel. Selain 3 hal yang sudah  diungkapkan tadi, kita juga harus fokus dan konsisten. Intinya, tulislah apa saja yang terlintas dalam pikiran kita dengan sesegera mungkin. Jangan ditunda. Teruslah menulis. Abaikan masalah ejaan, tanda baca, dan sebagainya. Selesaikan dulu hingga tuntas. Terakhir baru kemudian kita melakukan editing. Untuk editing, bisa dilakukan sendiri (swasunting) atau meminta bantuan teman/orang yang ahli untuk melakukan editing.

Menjaga konsisten memang menjadi hal yang sulit dilakukan. Untuk bisa konsisten, tentunya harus mampu dan pandai memanage waktu dan mood. Bu Jamila termasuk orang yang menulis berdasarkan mood. Sehingga menuntaskan buku dalam seminggu dirasakan sangat berat. Bahkan pernah dalam sehari beliau sama sekali tidak menulis  karena rasanya sudah suntuk, dan badan pegel semua karena kelamaan duduk. Bagi beliau, yang paling menghabiskan waktu adalah mencari ide apa lagi yang menjadi lanjutan tulisan. Cara yang beliau lakukan saat itu adalah melibatkan orang lain dalam proses mencari referensi, termasuk urusan mengetik. Beliau merasa beruntung karena memiliki putra yang sudah kuliah yang bisa dimintai tolong. Saat putra beliau sibuk mencari, beliau  memanfaatkan kesempatan untuk rebahan sekaligus mengumpulkan ide-ide berikutnya. Jadi, pesan Bu Jamila, untuk konsisten dengan waktu, jangan sungkan untuk melibatkan orang terdekat yang kita percayai.

Ketentuan Jumlah Halaman

Untuk ketentuan halaman itu tergantung dari pihak penerbit. Untuk penerbit mayor biasanya minimal 75 halaman. Demikian pula halnya dengan jenis dan ukuran huruf. Sesuai ketentuan pihak penerbit. Saat Bu Jamila dan kawan-kawan memenuhi tantangan menulis dalam seminggu, mereka diminta untuk menulis buku dengan jumlah halaman antara 100-200. Bu Jamila sempat bingung juga untuk memenuhi jumlah tersebut, bahkan sempat blank idea. Beliau bahkan sempat tidak tahu mau menulis apa lagi, stagnan di 40 halaman, sementara teman-teman  beliau sudah melaju pesat. Yang beliau lakukan pada saat itu adalah berhenti menulis. Lalu beliau membaca literatur yang berkaitan dengan judul yang diambil. Menikmati musik juga merupakan salah satu treatment yang dapat dilakukan untuk mengembalikan kesegaran, ide yang terbang entah kemana, plus meningkatkan imun.

Kesulitan Terbesar

Kesulitan terbesar yang dirasakan Bu Jamila saat menulis buku dalam waktu satu minggu adalah mendapatkan referensi yang sesuai. Hal inilah yang pernah dikeluhkan kepada Prof. Eko. Alhamdulillah Prof. selalu memberikan motivasi untuk terus fokus dan semangat. Selain dari buku-buku koleksi perpustakaan pribadi, buku-buku online lewat Google Books, jurnal asing Sciendirect  dan buku di Google Cendekia, beliau juga mencari referensi dari Ekoji Channel dan dari chanel youtube lain. Dari hasil googling di berbagai web browser, beliau mendapatkan banyak buku referensi, maupun jurnal nasional dan internasional sesuai kajian yang dicari.

Isi Buku 

Buku Design Thinking banyak bercerita tentang bagaimana seharusnya guru menjadi sosok profesional dalam menyiapkan generasi emas yang memiliki keterampilan abad 21. Untuk memenuhi tantangan tersebut, tentunya guru dituntut harus mampu berinovasi dan berkreativitas. Design Thinking merupakan sebuah pendekatan yang dapat menuntun dan menjembatani pencapaian visi dan misi pendidikan Indonesia ke arah yang lebih baik, maju, dan berkualitas.

Konsep buku Design Thinking adalah tentang bagaimana guru berpikir desain agar mampu merancang pembelajaran yang bermakna terkait dengan usaha meningkatkan keterampilan abad 21 bagi peserta didik yang disiapkan sebagai generasi emas 2045. Buku ini diterbitkan dengan tujuan agar para pendidik dan tenaga kependidikan dapat membuka wawasan, bahwa inovasi dalam pembelajaran adalah salah satu kunci mewujudkan pembelajaran yang bermakna. Pembelajaran tidak harus selalu dibatasi oleh ruang dan waktu, pembelajaran harus mampu membangun kompetensi menjadi sebuah potensi yang berkualitas. sasaran utama dari buku ini adalah guru dan tenaga kependidikan, termasuk di dalamnya para mahasiswa, dan praktisi kependidikan. Makna buku ini tidak hanya sebatas format pemikiran, tetapi bagaimana aktualisasi nyata dari berpikir desain.

Buku Sebelumnya

Sebelum sukses menerbitkan buku di penerbit maýor, Bu Jamila sudah punya pengalaman  menulis buku tunggal dan diterbitkan oleh penerbit Indi. Buku itu berjudul Kwartet Media Bermain dan Belajar, Ekspektasi Vs  Realitas (kumpulan puisi) serta beberapa jurnal.

Sebagai penulis pemula, beliau tidak pernah memikirkan gaya menulis. beliau  menulis sesuai kata hati dan apa yang terlintas dalam pemikiran. Saat hendak presentase karya bareng teman-teman di depan prof. Eko, beliau paling deg-degan, gugup dan sempat tidak percaya diri. Beliau khawatir kalau tulisan beliau merupakan tulisan yang paling buruk. Sebab selama mengikuti grup menulis, tulisan beliau tidak pernah masuk kategori tulisan yang dishare Om Jay, apalagi bisa mendapatkan gift/hadiah. Itulah sebabnya beliau menyatakan bahwa menulis itu hanya butuh niat, tekad dan nekat. Selanjutnya harus fokus dan konsisten. Bu Jamila  justru tahu gaya menulis beliau dari Prof Eko. 

Closing Statement

Sahabat guru hebat, menulis adalah sebuah kegiatan yang berawal dari niat. Semakin kuat tekad kita mengawal niat tersebut, maka kita akan menjadi nekat. Nekat untuk menuntaskan tulisan kita, apapun, dimanapun dan dalam kondisi apapun. Menulislah dengan hati, maka ide akan mengalir dengan sendirinya. Teruslah menulis, dan jangan lupa bahagia. Semoga setelah ini akan terbit karya-karya hebat dari sahabat guru semua yang ada di grup menulis bersama Om Jay. Jika ada yang masih ingin sahabat tanyakan, atau sekedar sharing silahkan berkunjung ke no wa saya. Terima kasih.




Komentar

  1. hebat, sukses telah berhasil di resume ke-15 👍👍

    BalasHapus
  2. Punya niat, nekad, dan tekat. Hebat!

    BalasHapus
  3. Saya suka judul nya 👍👍👍

    BalasHapus
  4. Niat tekad dan nekat menulis.. satu lg semangat😊. Kerenn bu

    BalasHapus
  5. Niat tekad dan nekat menulis.. satu lg semangat😊. Kerenn bu

    BalasHapus
  6. Siap Nekat, siap Hebat...

    Siap Grak

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Google Jamboard, Menulis Asyik Ala Pak Agus

Jangan Biarkan Waktu Mengatur Kita

Membangun Branding Yuk