Jangan Biarkan Waktu Mengatur Kita

 

Resume Kedua puluh

Materi                             : Berbagi Pengalaman Menulis dan Menerbitkan Buku Ajar

Narasumber                    : Bapak Yulius Roma Patandean, S.Pd.

Moderator                       : Ibu Aam Nurkhasanah

Peresume                         : Endartiningtyas Sulistiyo

 


Ini pertemuan kedua kami dengan Pak Roma. Jika sebelumnya Pak Guru kelahiran Tana Toraja, 6 Juli 1984 ini berbagi ilmu tentang penerbitan buku di penerbit mayor, malam ini Pak Guru SMA N 5 Tana Toraja ini berbagi pengalaman menulis dan menerbitkan buku ajar. sebuah pengalaman yang tentu sangat berguna bagi kami para guru yang tergabung di grup WA Belajar Menulis Bersama Om Jay, PGRI, dan Penerbit Andi gelombang 15 ini. Meski ada sedikit kendala karena Pak Roma harus menjemput istri dan Bu Aam, moderator, yang mengalami mati lampu akibat hujan deres di Lebak, kuliah online tetap berlangsung hingga akhir dengan bantuan Bunda Kanjeng.

Bagaimanakah pengalaman pak Roma dalam menulis dan menerbitkan buku ajar ? Mari kita ikuti paparan dari beliau.

Meski telah menerbitkan buku di penerbit mayor, beliau merasa masih sama statusnya dengan kami semua, yaitu belajar ngeblog dan menulis buku. Menulis buku tentunya memiliki keistimewaan tersendiri, yakni tersalurkannya ilmu, pengetahuan dan pengalaman yang kita miliki ke dalam sebuah tulisan secara formal. Di samping itu, menulis merupakan sebuah kegiatan yang membutuhkan pembiasaan. Membiasakan diri menulis setiap hari perlu dilakukan. Dalam hal ini, menulis apa saja, semua topik bisa dituliskan.

Secara pribadi terbitnya buku karya tulisan pertama dari Penerbit ANDI, hasil kolaborasi dengan Prof Richardus Eko Indrajit, telah memberi kebiasaan baru itu kepada ayah dari Owen Juvenilio Deante ini. Pembiasaan itu beliau ungkapkan dalam tulisan yang pernah disampaikan sebelumnya di grup kami ini juga. https://romapatandean.wordpress.com/2020/08/08/clbk/

Kolaborasi Menulis Puisi

Kegiatan menulis telah membuat pak Roma selalu mencoba menuliskan apa yang terlintas di  benak. Termasuk menulis puisi, baik puisi berbahasa Indonesia maupun puisi berbahasa Inggris. Saat ini materi ajar Bahasa dan Sastra Inggris di kelas XI terkait puisi. Jadi sambil mengajar siswa menulis puisi, maka sekali mendayung, beliau juga mengasah kemampuan untuk menulis puisi. Setiap sore beliau menulis minimal 1 puisi. Temanya tentang apa saja yang terlintas di pikiran. Nah, ini terkait  COBA dan LAKUKAN.

Selain itu, beliau juga telah mengajak beberapa teman guru untuk mulai belajar menulis. Mereka sepakat untuk menulis yang diajarkan di kelas. Topik yang mereka pilih seputar puisi. Dan alhamdulillah, ada 2 orang guru bahasa Indonesia yang bersedia. Mereka sepakat untuk menuliskan minimal 40 puisi dengan tema PJJ selama sebulan, sepanjang bulan September. Mirip September Ceria dari Prof Eko.

Selain menulis, sejak PJJ diberlakukan karena pandemi virus korona, beliau pun mengelola kelas  ajar beliau dengan menggunakan kombinasi Zoom dan YouTube. Semua tatap muka  sepanjang satu minggu mengajar beliau dokumentasikan di YouTube, https://www.youtube.com/RomaPatandean. Sehingga, sebenarnya beliau lebih sibuk. Di masa PJJ ini  beliau tetap masuk tepat waktu di kelas virtual seperti halnya di kelas tatap muka.

Menulis Buku Ajar

Terkait buku ajar, beliau pernah menulis buku ajar, tapi sebatas digunakan di sekolah. Ketiga buku yang pernah  ditulis di tahun 2007-2009 itu berjudul An English Handbook untuk SMA kelas X, XI, dan XII. Status tertinggi ketiga buku ini adalah ditandatangani oleh Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Tana Toraja.  Printnya masih manual menggunakan Epson IP 2770. Hasil print outnya masih beliau simpan, walaupun sudah rusak.

Bila Mentok Ide

Dalam menulis, kita biasanya mengalami mentok ide. Pak Roma punya cara agar ide itu tidak mentok, ide pak Roma seperti dalam tulisan ini. https://romapatandean.wordpress.com/2020/05/26/pilihan-ganda-atau-essaynilai-kehidupan/

https://romapatandean.wordpress.com/2020/05/27/ada-atau-tiada/

Kendala kita menulis adalah merangkai kalimat yang panjang.  Apalagi dalam konteks menulis buku. Maka beliau mencoba menuliskan ide dengan maksimal 6 kata dalam satu kalimat. Kemudian antara kalimat satu dengan yang lainnya selalu memiliki kaitan. Tulisan-tulisan maksimal 6 kata dalam satu kalimat ini telah sering beliau ujikan ke siswa  jika mengajar di WA. Mempraktekkan salah satu isi tulisan beliau di buku Digital Transformation yakni Cyber Pedagogy. Ini terkait BUDAYAKAN dan KONSISTEN dari CLBK. Beliau mengirimkan paragraf singkat ke siswa di mana kalimatnya terdiri atas maksimal 6 kata. Seringkali 8 atau 10 kata. Lalu beliau tanyakan apa keunikan kalimat tersebut. Intinya, di samping mengajar, kemampuan menulis juga diasah.

Trik Mengembangkan Topik

Cara pak Roma mengembangkan topik per bab buku sehingga topiknya bisa meluas ialah: Pertama, mengubah judul Bab, karena biasanya Bab itu sendiri yang membatasi ruang berpikir kita. Judul Bab, kita jadikan sub judul, karena pembahasannya terbatas. Kemudian, cari topik yang sejenis dengan judul tersebut untuk dikembangkan terlebih dahulu sebagai sub judul. Jika ternyata dalam pengembangannya sub judul baru ini lebih luas materinya, maka beliau geser menjadi judul Bab. Misalnya dulu beliau  menulis judul Bab Sekolah Pintar, maka beliau  mengumpulkan dulu unsur-unsur apa yang harus pintar dalam sebuah sekolah. Maka terkumpullah ide sub Judul: Kurikulum, Kepala Sekolah, Guru, Tata Usaha, Administrasi, Jadwal, Bangunan, Pelatihan, Lacak Alumni. Dari judul-judul ini, Pak Roma  memberikan tambahan judul smart. Sehingga ketika selesai dituliskan pengembangannya, menghasilkan judul BAB SMART SCHOOL.

Fokus Satu Tema atau Satu Bentuk

Jika niat dan visinya menghasilkan sebuah buku sastra, secara khusus puisi, maka sebaiknya konsentrasi di situ dulu. Dengan fokus, maka kemampuan mengolah kalimat puisi dibalut kiasan personifikasi, metafora, simile dan hiperbola akan lebih maksimal. Sama seperti yang Pak Roma lakukan sekarang, walaupun sementara menyelesaikan buku Flipped Classroom, setiap sore saat ini, beliau menulis puisi. Saat menikmati secangkir kopi hangat, maka beliau menuliskan puisi.

Cyber Pedagogy

Dalam kaitannya dengan teknologi digital, Cyber Pedagogy adalah sebuah metode dan seni mendidik dengan perpaduan penggunaan teknologi atau seni mengajar dalam lingkungan yang serba online. Cyber Pedagogy dalam pembelajaran adalah memusatkan pembelajaran itu pada siswa, student center.

Menulis sebagai Budaya

Menjadikan menulis sebagai sebuah BUDAYA, menurut Pak Roma, terlebih dahulu harus memiliki niat dan komitmen yang sungguh-sungguh untuk menulis. Walaupun saat ini waktu beliau dikategorikan padat, beliau yang memilih mengatur waktu. Menulis buku beliau fokuskan di akhir pekan, sementara waktu lainnya  digunakan untuk menuliskan apapun yang bisa beliau tuliskan. Fokus beliau saat ini menulis tiga buku, buku Flipped Classroom, sebuah buku Grammar dan buku kumpulan puisi. Agar KONSISTEN, maka beliau  harus menetapkan visi penulisan itu, yakni tulisan harus selesai dalam waktu yang sudah ditentukan. Dengan adanya visi dan batasan waktu, konsistensi akan selalu terjaga walaupun berada di tengah kesibukan.

Kesimpulan

Kesimpulan dari Pak Roma malam ini. Jika kesulitan menulis, rangkailah kalimat dengan sederhana dan singkat. Selain itu agar mampu menCOBA, meLAKUKAN, memBUDAYAKAN dan KONSISTEN; maka kita perlu menetapkan visi dan komitmen kita dalam menulis. Jangan biarkan waktu yang mengatur kita, tapi aturlah waktu itu.

 

 

 

 

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Google Jamboard, Menulis Asyik Ala Pak Agus

Membangun Branding Yuk