Membukukan Kumpulan Resume

 

Resume Kedua puluh satu

Materi                             :  Menerbitkan Buku Mandiri dari Tulisan di Blog

Narasumber                    :  Bapak Raimundus Brian Prasetyawan, S.Pd.

Moderator                       :  Om Jay

Peresume                         :  Endartiningtyas Sulistiyo

 


Tak terasa Belajar Menulis Bersama Om Jay, PGRI, dan Penerbit Andi Gelombang 15 telah sampai pada pertemuan ke-21. Itu artinya kami para peserta sudah harus bersiap untuk menghasilkan buku solo agar memperoleh sertifikat pelatihan. Meski orietansi saya mengikuti pelatihan ini bukan semata untuk memperolah selembar sertifikat, tapi setidaknya selembar sertifikat itu menjadi bukti kesungguhan saya dalam mengikuti kegiatan belajar menulis yang diinisiasi oleh Om Jay dan kawan-kawan ini. Semoga berkah yang melimpah senantiasa tercurah kepada Om Jay dan kawan-kawan termasuk kepada narasumber hebat yang telah berbagi ilmu kepenulisan kepada para peserta di gelombang 15 ini.

Pak Brian narasumber pertemuan malam ini merupakan sosok yang tidak asing bagi sebagian besar dari kami karena beliaulah yang mengajari kami membuat blog pribadi sebelum pertemuan perdana belajar menulis bersama Om Jay dimulai. Bukan hanya itu, bersama Pak Brian dan Bunda Kanjeng, sebagian besar dari kami juga menulis buku antologi tentang Mengembangkan Minat dan bakat Siswa yang alhamdulillah bukunya sudah siap edar. Dan malam ini, dari pak Brian pula kami menimba ilmu tentang teknis menerbitkan kumpulan resume. Inilah penjelasan lengkap Pak Brian tentang Menerbitkan Buku Mandiri dari Tulisan Di Blog.

Seperti yang tercantum di dalam profil, Pak Brian sudah menerbitkan 3 buku solo. Ketiga buku itu terbit pada tahun 2020 ini. Beliau sendiri juga merupakan pendatang baru dalam dunia menulis buku. Namun dengan bergabung  di grup belajar menulis ini, beliau mendapat pengalaman dan wawasan yang luar biasa. Maka setelah selesai di grup gelombang 4, beliau memutuskan membantu Om Jay untuk urusan sertifikat peserta pelatihan.

Syarat Kelulusan

Untuk mengawali pertemuan ini, beliau  me-refresh kembali tentang syarat lulus dari pelatihan ini. Lulus artinya peserta mendapat sertifikat pelatihan.

 Syaratnya hanya 2, yaitu mengisi 2 form. Pertama, form pengajuan sertifikat yang harus diisi di alamat https://pelatihanbelajarmenulis.blogspot.com/2020/06/form-pengiriman-naskah.html

Kedua, setelah buku terbit, peserta wajib mengisi form bukti buku terbit di alamat berikut ini

https://pelatihanbelajarmenulis.blogspot.com/2020/06/form-bukti-buku-terbit. Jika kedua form itu telah diisi, maka sertifikat akan diberikan.

Alur pengajuan sertifikat itu seperti ini:

kumpulan resume disatukan => isi form pengajuan sertifikat => naskah kirim ke penerbit => buku terbit => isi form bukti buku terbit => sertifikat diberikan.

Menurut Pak Brian, sebenarnya buku yang diterbitkan tidak harus kumpulan resume. Buku yang dapat diterima sebagai syarat lulus yaitu:

- Buku kumpulan resume

- Buku tema bebas

- Buku yang sudah terbit tahun 2020

Namun,  karena yang paling mudah adalah buku kumpulan resume, maka sebagian besar peserta memilih membuat buku kumpulan resume. itu sebabnya, secara spesifik, Pak Brian membahas pembuatan buku kumpulan resume.

Jumlah resume yang dimasukkan dalam naskah buku minimal 20 resume. Boleh juga lebih dari itu. Seluruh resume digabung dalam satu file word.

Dalam file itu juga disertakan kelengkapan naskah berupa cover ( judul buku dan nama penulis saja), kata pengantar, daftar isi (tanpa nomor halaman), profil penulis, sinopsis (3 paragraf. Masing-masing paragraf 3 kalimat) dengan tata urutan Cover, Kata Pengantar, Daftar Isi, Isi naskah, Profil Penulis, dan Sinopsis.

Setting Kertas

Untuk setting kertas diatur sebagai berikut

Ukuran kertas A5 (14x20cm)

Huruf times new roman ukuran 12

Spasi 1,5

Margin 2 cm semua

Paragraf rata kiri-kanan (justify)

Dengan setting tersebut, kita jadi tahu berapa jumlah halaman buku kita nanti. Tapi untuk setting kertas tersebut tergantung dari masing-masing penerbit.

Jadi untuk setting kertas, sebaiknya ditanyakan lagi ke penerbit. Yang disampaikan oleh Pak Brian tadi adalah setting kertas penerbit rekanan beliau.

Merapikan dan Mengedit Tulisan

Selanjutnya Pak Brian membahas tentang  merapikan dan mengedit naskah. Ketika akan dikirim ke penerbit,  naskah diusahakan sudah rapi. Maka tulisan wajib dibaca ulang lagi  setiap bab, siapa tahu ada penulisan atau format tulisan yang kurang pas. Beberapa hal yang harus diperhatikan:

1. Paragraf disetting justify (rata kanan-kiri)

2. Judul bab tidak menggunakan angka latin. Kalau mau pakai nomor, pakai romawi

3. Pastikan Jenis, ukuran, dan warna huruf sama semua. Jangan sampai ada huruf ukuran 12, lalu di bab lain ada ukuran 13. Warna huruf hitam semua, jangan ada yang abu-abu.

4. Pastikan tidak ada penulisan yang disingkat-singkat seperti: blm, yg, tdk, masing2, dan lainnya

5. Minimalkan penggunaan penomoran/poin-poin. Supaya naskah lebih rapi. Kalau mau pakai penomoran/poin-poin, gunakan numbering/bullets

6. Setiap bab baru selalu dimulai di halaman baru. Jangan digabung dengan bab sebelumnya.

Sebenarnya semua hal itu bisa dideteksi dengan membaca ulang naskah dan kita memposisikan diri sebagai pembaca. Jadi bukan hanya sekadar kumpulan resume disatukan, tetapi harus dilihat juga, apakah kelihatan sudah rapi atau belum.

Kemudian Pak Brian  memberikan arahan mengenai gaya penulisan. Awalnya resume materi pelatihan berbentuk seperti laporan. Namun, ketika akan dibukukan perlu agak dirombak sehingga kumpulan resume menjadi kumpulan cerita pengalaman (true story). Jadi tidak perlu ada bagian identitas resume seperti ini:

Tanggal:

nama narasumber:

 tema materi:

pertemuan ke :

Namun, semua itu tetap bisa dituliskan dengan cara penulisan lain, yaitu berbaur dan mengalir dalam rangkaian cerita. Jadi, ditulis dalam bentuk paragraf. Isi naskah tidak sekadar materi atau perkataan-perkataan dari nara sumber, tetapi dapat juga disisipkan perasaan para peserta ketika menerima materi tersebut atau memberi pendapat terhadap materi yang disampaikan narasumber atau dikaitkan dengan pengalaman pribadi

Jadi justru sisi pribadi kita yang ditonjolkan dalam naskah. Karena kita yang sedang bercerita. Bukan narasumber

 Jika narasumber berkata "saya" maka kita ubah menjadi "beliau" atau kita sebut namanya. Kalimat langsung narasumber sesekali boleh ditulis, tapi gunakan ketentuan cara menulis kalimat langsung. Sesi tanya jawab boleh disertakan tapi disajikan dalam bentuk narasi/deskriptif

Jangan format tanya jawab seperti ini:

narasumber: _______?

Jawab:_____

tidak perlu semua tanya jawab dimasukkan. Pilih beberapa saja yang memang penting.

Hal-Hal Lain

Hal-hal lain yang perlu diperhatikan:

-Tidak ada  batas waktu penerbitan buku. Kapan pun buku terbit, tetap diterima.

-Biodata narasumber bisa dimasukkan dalam rangkaian cerita.

-Boleh masukkan gambar tapi jangan terlalu banyak dan memang sangat perlu ilustrasi gambar. Karena buku akan makin tebal. Makin tebal makin tambah biaya cetak.

-Tidak ada batas panjang tiap resume.

-Urutan resume tidak harus urut waktu pertemuan.

- Tidak ada batas minimum tebal naskah. Biasanya naskah kumpulan resume justru lebih dari 80 halaman A5

Tempat menerbitkan buku bebas. Tidak ada ketentuan harus terbitkan di mana. Silakan memilih sendiri penerbitnya. Tapi jika tidak tahu mau diterbitkan di mana, bisa menghubungi beliau karena beliau  memiliki rekanan penerbit indie. Penerbit Indie artinya penerbit yang pasti menerbitkan naskah tapi biaya penerbitan ditanggung penulis.

Di penerbit indie rekanan Pak Brian itu, penulis mendapat fasilitas penerbitan berupa Desain cover, ISBN, Layout, Edit ringan, Buku bukti terbit, dan E-Sertifikat.

Naskah peserta belajar menulis yang diterbitkan lewat pak Brian sudah 12.  Hari ini merupakan pertemuan ke-21 sehingga Pak Brian mempersilakan kami untuk mulai menyatukan kumpulan resume disertai kelengkapan naskah. Membaca ulang lagi naskahnya, siapa tahu ada yang belum rapi.

Para peserta harus memastikan naskah sudah rapi dahulu.         

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Google Jamboard, Menulis Asyik Ala Pak Agus

Jangan Biarkan Waktu Mengatur Kita

Membangun Branding Yuk