Ngeblog Rasa Coca Cola : Kapan Saja, Di Mana Saja
Resume Ketujuh belas
Materi :
Berbagi Pengalaman Menulis Di Blog Pribadi
Narasumber : Bapak
Dedi Dwitagama
Narasumber : Ibu
Kanjeng
Peresume :
Endartiningtyas Sulistiyo
Guru yang "bisa
apa-apa", itu kesan saya terhadap Pak Dedi Dwitagama setelah mencermati
beberapa blog beliau. Bagaimana tidak? Blog yang beliau kelola saja ada lebih
dari sepuluh. Masih ditambah dengan Instagram, podcast, dan youtube. Mengelola
blog dan media sosial lain sebanyak itu tentu memerlukan konsentrasi,
konsistensi, dan kepawaian, terutama dalam pengelolaan waktu. Kita intip yuk
bagaimana cara narsum super keren ini menjalani hari-hari beliau yang
kelihatannya sangat seru dan mengasyikkan itu.
Provokasi Adik
Pak Dedi mulai menulis di blog
tahun 2005 akibat provokasi sang adik yang tak lain Pak Agus Sampurno, narasumber pertemuan keenam
belas, yang mendapatkan kesempatan berbagi pengalaman menulis di blog pada hari
Senin, 7 September 2020 lalu. Tahun 2017 mulai ada wordpress. Pak Dedi memilih wordpress karena menurut beliau, pola
perkembangan teknologi selalu
menunjukkan bahwa yang muncul belakangan biasanya lebih lengkap fasilitasnya,
dan menutup kelemahan platform terdahulu.
Beliau juga merasakan wordpress
lebih user frendly, tapi itu pun bergantung pada selera pengguna. Yang lebih
penting man behind the gunnya. Di wordpress ini
beliau mendokumentasikan kegiatan
beliau di sekolah, kegiatan jalan-jalan, dan hobi fotografi beliau. Masih ada
10 blog lain yang beliau kelola.
Bertahan 15 Tahun
Apa yang membuat beliau bertahan
15 tahun ngeblog?
Pertama; beliau merasa punya
majalah sendiri yang isinya bisa beliau
muat sesuka beliau.
Kedua; melalui blog, beliau
jadi mempunyai alat promosi gratis
tentang ide," kegiatan", skill,
dan apa aja. Akibatnya beliau menerima
banyak undangan, untuk berbagi, ke Aceh hingga Papua dan beberapa negara di
dunia. Terakhir tahun 2012 Pak Guru yang mengajar mata pelajaran
Matematika ini menerima undangan di ke
Seoul Korsel, dan tahun 2019 ke Sumbawa.
Tentu saja beliau tak harus keluar biaya
untuk memenuhi undangan itu. Gretoooong kata anak-anak sekarang.
Ketiga; saat kehabisan ide untuk
menulis, beliau menjadi blog walking atau
melihat dan membaca blog teman. Aktivitas blog walking ini rupanya dapat
memunculkan ide menulis dan menambah asupan gizi literasi.
Keempat; secara sadar beliau
menerapkan peribahasa gajah mati meninggalkan gading . Magister Matematika
lulusan ITS tahun 2001 ini ingin pergi
meninggalkan tulisan yang bisa dilacak di google.
kelima; Pak Dedi mengabarkan berbagai hal baik yang beliau
lihat, kebahagiaan yang beliau rasakan agar tersebar ke dunia dan makin banyak
pula kebaikan dan kebahagiaan yang bertebaran di dunia maya dan dunia nyata.
Waktu Untuk Menulis
Narasumber, Trainer, dan
motivator bidang pendidikan ini bisa menulis kapan saja. Saat istirahat, usai
upacara, sebelum jam mengajar , saat istirahat antar jam mengajar, sebelum
pulang sekolah, saat menunggu anak pulang sekolah atau menunggu istri belanja.
Saat menunggu rapat di mulai, dan saat pembicara rapat sudah dimengerti
intinya, beliau juga menulis agar tak
mengantuk. Apalagi sekarang ada aplikasi
android yang makin memudahkan beliau menulis.
Mengatasi Hambatan
Dalam perjalanan, hambatan dan
kesulitan selalu ada. Beliau berusaha menyelesaikan hambatan sebisa mungkin.
Kesulitan juga diupayakan diatasi semampunya, dan di atas semua itu, beliau
menikmati semua proses dengan memperbanyak berfikir positif .
Saat mengalami buntu
ide,misalnya, beliau menulis sebisanya, walau cuma satu alinea dilengkapi
foto. Ini contoh tulisan beliau saat buntu ide. Silakan baca di https://dedidwitagama.wordpress.com.
Saat banyak ide, beliau membuat
beberapa tulisan yang penayangannya beliau jadwal hingga beberapa bulan ke
depan.
Korban Ala Bisa Karena Biasa
Pak Dedi merasa bahwa beliau
adalah korban "ALA BISA KARENA BIASA". Beliau melakukan apa saja yang mau beliau lakukan.
Karena terbiasa melakukan banyak hal, banyak aktivitas, banyak hobi, akhirnya skill beliau terbentuk. Ditambah
lagi dengan banyaknya pengundang yang
memberikan tiket pesawat, kamar hotel, dan segepok sangu, makin terasahlah
skill menulis dan skill tampil di hadapan khalayak. Walau untuk itu, beliau
harus membuat persiapan yang benar-benar serius. Lama lama beliau terbiasa
juga. Kuncinya, mulai melakukan sesuatu yang kita mau dan siap belajar terus.
Kiat Menarik Perhatian Pembaca
Untuk menarik perhatian pembaca, Pak Dedi
menyarankan agar kita menggunakan judul postingan yang menarik dan sedang dicari-cari
orang atau kita bisa menuliskan apa saja yang menurut kita akan banyak dibutuhkan orang di masa depan.
Saat orang lain googling akan terhubung dengan tulisan kita. Bisa juga kita
membuat trending dengan mempopulerkan sesuatu berdasarkan ide kita. Tidak
mengikuti pasar, tetapi menarik pasar. Beliau memberikan contoh blog beliau
yang bertajuk NEGERI PAMAN BESUT sebagai
blog yang membuat tranding untuk menarik pasar.
Tentang Podcast
Selain blog, instagram, youtube,
Pak Dedi juga mencoba podcast. Beliau memaparkan bahwa Podcast mulai ada tahun
2001. Podcast berasal dari kata iPod dan broadcast. Berawal dari munculnya
iPod, lalu penggunanya bisa merekam suara dan menayangkan via internet. Jika
yuotube berisi gambar dan suara, maka podcast hanya suara saja, walau ada yang
berkreasi dengan mengunggah video dengan nama podcast. Dedi Corbuzer contohnya.
Alatnya tak terlalu mahal, sekolah bisa membuat studio dan melengkapi alat,
lalu bisa rekam video untuk tayangan youtube atau hanya suara saja dan tayang
di berbagai flatform, seperti spotify, anchor, sounclouds, dan sebagainya.
Silakan menyimak podcast Pak Dedi di alamat ini :
https://tirto.id/hikayat-podcast-cufm
Closing Statement
Resumenya apa adanya, santai tapi luar biasa. #SalamLiterasi. Mari mampir di Almunawy.id
BalasHapusTerima kasih, Pak.
HapusKeren mantap semangat tees salam literasi💪💪💪
BalasHapusTerima kasih atas kunjungan Ibu.
HapusKesimpulan nya aku suka banget...proses tidak pernah mengkhianati hasil
BalasHapusTerima kasih.
HapusIni yg namanya lengkap pakai telur... Resumenya asik dibacanya..
BalasHapusCihuyyy
Hahaha. Resume pak Indra juga selalu cihuyyy
HapusAyo bu ikut terprovokasi oleh pak dedi, biar bisa sehebat beliau
BalasHapusMari, Pak. Terima kasih sudah berkunjung.
Hapusmba Endar sudah menjalankan tips nya Bang Dedy ? supaya bisa menjadi guru yang bisa "apa -apa " ? luar biasa narsum nya di Pelatihan Belajar Menulis Om Jay ......oh ya maaf ...jenis huruf di bagian clossing statement agak berbeda dengan lainny aya mb ? .....
BalasHapusBetul, Bu Nur. Lalai saya. Ngga ngecek detil di draf. Terima kasih atas kecermatannya . Semoga tidak terulang lagi. Hehehe.
HapusSelalu menulis biasa karena biasa.. dan lihat keajaiban apa yang terjadi. Lanjut terus bu, semangat
BalasHapusTerima kasih, Bu Yanti.
HapusSelalu menulis biasa karena biasa.. dan lihat keajaiban apa yang terjadi. Lanjut terus bu, semangat
BalasHapusSelalu menulis biasa karena biasa.. dan lihat keajaiban apa yang terjadi. Lanjut terus bu, semangat
BalasHapus